Senin, 29 April 2013

Sejarah Kopi, Minuman Muslim yang Mencerahkan Eropa


Di Eropa Selama Pada abad pertengahan, selain air putih satu-satunya minuman pilihan adalah alcohol. Perancis dan daerah lainnya yang banyak ditumbuhi buah anggur, minuman yang paling dominan adalah wine yaitu air sulingan dari anggur. Sedangkan bir dan ale lebih populer di wilayah bagian utara jauh.
Meminum air putih sangat jarang dilakukan masyarakat saat itu, karena mereka yakini bahwa alkohol jauh lebih bersih daripada air putih dan alkohol juga dianggap lebih bisa mengenyangkan. Sementara mereka tetap sadari bahwa akibat dari alkohol ini adalah membuat masyarakat Eropa yang sering teler atau mabuk bahkan tidak jarang berakibat kepada perlakuan perlakuan yang tidak terkontrol.
Pertengangan tahun 1400-an di Yaman, sebuah minuman baru yang terbuat dari biji kopi sedikit demi sedikit mulai populer. Masyarakat Yaman saat itu memanggang biji kopi, kemudian merebusnya untuk menghasilkan minuman yang kaya kafein, sebuah stimulan yang menyebabkan tubuh memiliki lebih banyak energi dan otak menjadi berfikir lebih jernih.
Pada tahun 1400 dan 1500 an, kopi mulai tersebar luas di seluruh masyarakat Muslim, dan warung warung kopi mulai bermunculan di kota-kota besar dan menjadi tempat tempat kongkrong yang populer sebagai tempat bersosialisasi, berkenalan dan berinteraksi dengan orang orang lain.
Kemudian pada tahun 1600an, warung warung kopi mulai menyebar ke Eropa juga. Namun awalnya banyak berhadapan dengan tantangan tantangan dari masyarakat Kristen ropa, karena kopi dianggap "minuman Islam"     

Lambat laun Warung kopi menjadi "pusat Pencerahan" terutama di Perancis. Padahal masyarakat Eropa sebelumnya sudah terbiasa dengan minuman alkohol, dan sekarang mereka bertemu di warung warung kopi tempat mereka membahas filsafat, pemerintahan, politik dan ide-ide lain yang menjadi pilar pencerahan. Filsuf Pencerahan Perancis seperti Diderot, Voltaire, Roussesau adalah pelanggan tetap di warung kopi Paris.

Andaikan bukan karena minuman ini yang berasal dari negeri-negeri Islam, Eropa mungkin saja tidak pernah memiliki pencerahan, karena para filsuf tidak akan pernah saling bertemu untuk mendiskusikan ide-ide, atau memiliki kejernihan mental (karena sebelumnya tenggelam dalam alkohol) untuk dapat berfikir filosofis.

Asal Kata Kopi
Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: قهوة‎ qahwah yang berarti kekuatan, karena pada mulanya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.

Sumber: Lost Islamic History & Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar